GENRE SASTRA MODERN
GENRE SASTRA MODERN
A. Pendahuluan
Sastra modern adalah genre sastra yang muncul pada abad ke-20 dan masih berlanjut hingga saat ini. Genre ini terbagi menjadi dua kategori utama, yaitu naratif dan non-naratif. Sastra modern memiliki peran penting dalam pembelajaran moral dan karakter. Namun, penggunaan dan pemanfaatan sastra modern sebagai wahana pembelajaran moral dan karakter harus memperhatikan hakikat dan jati diri sastra itu sendiri. Sastra modern tidak boleh hanya dianggap sebagai kitab moral dan karakter semata, sehingga substansi atau hakikat kesastraannya terabaikan dan keindahannya menjadi tenggelam dan luntur.
B. Genre Sastra Modern
Istilah genre berasal dari bahasa bahasa Prancis yang berarti ‘jenis’. Jadi, genre sastraberarti jenis karya sastra.
Menurut para ahli, genre sastra modern mencakup berbagai jenis karya sastra dengan bentuk, teknik, atau isi khusus. Beberapa definisi genre sastra dari pakar sastra antara lain:
1. Menurut Shipley, genre adalah jenis atau kelas yang di dalamnya termasuk karya sastra.
2. Hasry Shaw menyatakan bahwa genre adalah kategori atau kelas usaha seni yang memiliki bentuk, teknik, atau isi khusus.
3. Menurut Abrams, genre merupakan istilah untuk menandai jenis sastra atau bentuk sastra.
Genre dapat dipahami sebagai suatu macam atau tipe kesastraan yang memiliki seperangkat karakteristik umum, atau kategori pengelompokan karya sastra yang biasanya berdasarkan style, bentuk, atau isi. Istilah genre perlu diterapkan untuk pembagian jenis secara historis menjadi tragedy dan komedi. Plato dan aristoteles telah membagi ketiga kategori modern menurut “cara menirukan” (atau mewujudkan): puisi lirik adalah pesona penyair sendiri, dalam puisi epik (atau novel) pengarang berbicara sebagai dirinya sendiri, sebagai narator, dan membuat para tokohnya berbicara dalam wacana langsung (naratif campuran), sedangkan dalam drama, pengarang menghilang dibalik tokoh-tokohnya.
Genre harus dilihat sebagai pengelompokan karya sastra, yang secara teoretis didasarkan pada bentuk luar (mantra atau struktur tertentu) dan pada bentuk dalam (sikap, nada, tujuan, dan yang lebih kasar, isi, dan khayalak pembaca). Kita mungkin cenderung untuk tidak melanjutkan sejarah genre setelah abad ke-18, karena setelah abad ke-18, orang tidak mengharapkan lagi bahwa puisi di buat dengan struktur pola yang berulang.
B.Karakteristik Sastra Modern
1. Tidak terikat oleh adat istiadat atau lebih fleksibel.
Genre sastra modern tidaklah terikat dengan adat istiadat dimana benar benar membuat genre sastra nya sendiri yang berbeda dari yang lama , menciptakan genre yang lebih bebas dan terkadang tak terpaku dalam suatu aturan.
2. Tema ceritanya rasional.
Jika dibandingkan dengan sastra yang lama sastra modern lebih memiliki cerita yang masuk akan , seperti yang benar benar terjadi pada kenyataan kehidupan manusia , tidak seperti sastra tradisional yang terkadang membawa unsur ghoib dan lain lain.
3. Proses perkembangannya dinamis.
Melalui media cetak dan audiovisual Dalam perkembangan sastra modern lebih cepat dan teratur , dimana untuk masa sekarang ini sudah memiliki banyak sekali teknologi yang memudahkan seseorang melihat dan menikmati sastra.
4. Tidak terikat dengan kaidah buku dan menggunakan bahasa yang lebih bebas.
Dalam sastra modern benar benar sudah bebas tanpa ada ikatan dan kekangan, sastra modern menciptakan sebuah ladang bagi sastrawan agar lebih bebas dalam penyampaian perasaan tanpa perlu dibatasi dengan kaidah atau peraturan.
5. Mencantumkan nama pengarangnya.
Pada sastra lama ada beberapa karya yang bahkan tidak diketahui diciptakan oleh siapa, karena berkeinginan menciptakan privasi ataupun alasan lain, dalam sastra modern harus disertakan dengan nama pengarang agar sang penciptanya bisa diakui dan dihargai dimanapun.
6. Berhubungan dengan kondisi sosial masyarakat.
Tak sedikit dari karya sastra yang menggambarkan kondisi lingkungan sosial pada kehidupan nyata, karena sastra modern yang lebih realis dan logis membuat banyak pengarang yang menghubungkan dengan kondisi asli masyarakat, dimana dengan tujuan menunjukkan kondisi sosial ataupun berniat untuk mengkritik pemerintahan.
C.Pembagian Genre Sastra Modern berdasarkan berbagai pendapat pakar Sastra.
Teeuw (1984: 110-113) mencatat pendapat beberapa pakar yang mempermasalahkan dinamika jenis sastra, sebagai berikut :
1. Menurut Culler, pada asasnya fungsi konvensi jenis sastra ialah mengadakan perjanjian antara penulis dan pembaca, agar terpenuhi harapan tertentu yang relevan, dan dengan demikian dimungkinkan sekaligus penyesuaian dengan dan penyimpangan dari ragam keterpahaman yang telah diterima.
2. Menurut Todorov, batasan jenis sastra oleh karena itu merupakan suatu kian kemari yang terus menerus antara deskripsi fakta-fakta dan abstraksi teori. setiap karya agung, perdefinisi, menciptakan jenis sastranya sendiri. Setiap karya agung menetapkan terwujudnya dua jenis, kenyataan dan norma, norma jenis yang dilampauinya yang menguasai sastra sebelumnya, dan norma jenis yang diciptakannya.
3. Menurut Claudio Guillen, jenis sastra adalah undangan atau tantangan untuk melahirkan wujud. Konsep jenis memandang ke depan dan ke belakang sekaligus. Ke belakang ke karya sastra yang sudah ada dan ke depan ke calon penulis.
4. Menurut Hans Robert Jausz, bahwa jenis sastra per definisi tidak bisa hidup untuk selamanya, karya agung justru melampaui batas konvensi yang berlaku dan membuka kemungkinan baru untuk perkembangan jenis sastra. Jenis sastra bukanlah sistem yang beku, kaku, tetapi berubah terus, luwes dan lincah. Peneliti sastra harus mengikuti perkembangan itu dalam penelitiannya. Teeuw menambahkan bahwa dalam penelitian sistem jenis sastra, tidak ada garis pemisah yang jelas antara pendekatan diakronik dan sinkronik: karya sastra selalu berada dalam ketegangan dengan karya-karya yang diciptakan sebelumnya.Fitur penting lainnya dari sebuah epic adalah ia berkutat pada pencapaian pahlawan sejarah atau tradisional, atau orang yang memiliki peran penting dalam sejarah.
D.Contoh Contoh Teks Sastra Modern
Dalam konteks sastra modern, genre sastra terbagi menjadi narrative (cerita) dan non-narrative (bukan cerita). Beberapa contoh genre sastra modern antara lain:
1. Naratif
a. Puisi adalah, karya estetis yang bermakna, yang mempunyai arti, bukan hanya sesuatu yang kosong tanpa makna. Terdiri dari berbagai jenis yaitu:
1) Puisi naratif berisi narasi yang di dalamnya terdapat tokoh dan kronologis peristiwa seperti puisi balada dan romansa.
2) Puisi lirik menggunakan gagasan pribadi penyair atau aku liriknya jenis puisinya yaitu elegi Ode dan serenada.
b. Drama adalah, karangan yang menggambarkan kehidupan dan watak manusia dalam bertingkah laku yang dipentaskan dalam beberapa babak. Seni drama sering disebut seni teater.
c. Cerpen adalah, karangan pendek berbentuk prosa. Dalam cerpen dikisahkan sepenggal kehidupan tokoh, baik yang mengharukan, menyedihkan. menggembirakan, atau berupa pertikaian dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan. Dapat juga dikatakan sebagai cerita rekaan yang memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi memberi kesan tunggal terhadap pertikaian yang mendasari cerita tersebut dimana cerita tersebut penuh insiden-insiden dan kejadian-kejadian.
d. Novel adalah prosa rekaan yang panjang yang menyuguhkan tokoh-tokoh dan menampilkan serangkaian peristiwa atau konflik serta latar secara tersusun.
Terbagi menjadi :
1) Novel psikologi yaitu kisahan yang terpusat pada kehidupan emosional para tokohnya yang menjadi arti tingkat kegiatan mentalnya yang berbeda-beda. Bergampang pada abad ke-20 menggunakan teknik monolog interior dalaman dan aliran kesadaran. Contohnya novel 'Bulan Nararya' karya Shinta Yudisia.
2) Novel ghotic yakni cerita horor yang penuh unsur gaib yang ditempatkan dalam suasana abad pertengahan di Inggris pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Contohnya novel 'Danur' karya Risa Saraswati.
3) Novel epistoler yakni novel yang berbentuk rangkaian surat-menyurat yang memungkinkan pengarang untuk menyajikan ceritanya dari berbagai sudut pandang tanpa menampilkan dirinya dalam cerita. Contohnya 'Dunia Sophie'
4) Novela/novelet adalah kisaran prosa rekaan yang lebih panjang dan lebih kompleks daripada cerpen tetapi tidak sepanjang novel. Jangkauan novel biasanya terbatas pada satu peristiwa satu keadaan satu titik tikaian.
2. Non-naratif
a. Esai adalah sebuah karya tulis yang berisi pendapat dan pemikiran penulis tentang suatu karya sastra tertentu. Dalam esai sastra, penulis menggunakan pendapat pribadi dan ide-ide yang diperoleh dari kritik sastra untuk menulis tentang karya sastra tersebut. Esai sastra dapat membahas hal-hal seperti tema dalam karya tersebut, motivasi karakter, atau konteks budaya tempat karya tersebut dibuat
b. Epic adalah genre narasi yang mengisahkan petualangan heroik atau legendaris yang disajikan dalam format panjang dalam syair yang membahas tema penting dalam gaya dan bahasa yang paling elegan.
E. Situasi Bahasa Genre Sastra Modern
Bahasa Indonesia merupakan sarana utama pengucapan sastra Indonesia, namun, sebagian besar pengarang sastra Indonesia menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua setelah bahasa ibunya. Karya sastra modern juga dipengaruhi oleh pengaruh budaya Barat dalam hal konvensi penulisan karya sastra, seperti genre, tema, penyampaian gagasan, dan gaya bercerita.
Dalam masyarakat modern sastra makin dilepaskan dari situasi komunikasi yang normal. Sastra menjadi urusan si pembaca secara sangat individual; buku adalah sesuatu yang dibaca, dinikmati, dinilai sendiri saja. Sastra adalah tulisan, ecriture, perkembangan sastra modern sangat dipengaruhi oleh perkembangan melek huruf.
DAFTAR PUSTAKA
Husna, Syifa Naila. 2022. GENRE SASTRA MODERN. https://genresastramodernsyifa.blogspot.com/?m=1 dibuka pada 11 Oktober 2023 21.06.
Umar, Azhar. 2017. BAB V TEORI DAN GENRE SASTRA INDONESIA. Sumber belajar penunjang PLPG tidak diterbitkan. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN.
Widayat, Afendy. 2005. Pengantar Pengkajian Sastra. Diktat tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Komentar
Posting Komentar