DRAMA DAN UNSURNYA
DRAMA DAN UNSURNYA
A. Pendahuluan
Pada hakikatnya karya sastra merupakan ekspresi kehidupan manusia dalam bentuk bahasa. Karya sastra merupakan bagian penting dalam proses sosial dan budaya karena selalu berkaitandengan berbagai tema kehidupan seperti agama, filsafat, psikologi, sosiologi, etika, hukum, politik, dan lain-lain. Karya sastra tidak hanya dianggap sebagai fenomena psikologis, tetapi juga mengandung unsur psikologis. banyak aspek budaya dibandingkan aspek individu. Permasalahan yang diuraikan merupakan permasalahan yang terjadi pada masyarakat secara luas. karya sastra bercerita tentang tokoh, tempat, peristiwa tertentu, dan dirinya sendiri melalui bahasa pengarangnya.
Diketahui bahwa kata " drama" berasal dari bahasa Perancis, " drama " dan digunakan sebagai sarana untuk menggambarkan lakon tentang kehidupan kelas menengah. Seni yang menggambarkan sifat dan sikap manusia melalui dialog dan tindakan tokoh dalam bertindak. Menurut Pratiwi dan Siswayanti ( 2014 : 14 ), drama adalah cerita yang didasarkan pada konflik - konflik kehidupan manusia, yang diungkapkan dalam bentuk dialog yang berlangsung di hadapan penonton. Umumnya teater terbagi menjadi dua bentuk: karya sastra ( karya teks) dan drama ( pertunjukan). Teks dalam drama biasanya ditemukan dalam bentuk naskah drama.
Naskah teater memudahkan para aktor teater untuk menyampaikan dialog di atas panggung . Jika alur drama tidak tersampaikan , maka maksud dan emosi penulis tidak akan tersampaikan kepada penonton . Dari pengertian di atas , maka karya sastra (dramatis) adalah karya sastra panggung , dikaitkan dengan gerakan ( ekspresi wajah ) dengan dialog konfirmatori , dan mewakili unsur konflik manusia dalam dirinya. saya mengerti. Diri. Dengan demikian , karya sastra berbentuk drama mengungkapkan pertentangan dan konflik yang dirasakan masyarakat melalui tindakan dan dialog , serta menyampaikannya kepada penikmatnya .
B. Konsep Dasar Drama
Secara etimologi kata drama berasal dari bahasa Greek, dari kata dran yang berarti berbuat, to act atau to do (Hendy Guntur Tarigan, 1993:69).Ada juga yang menyatakan bahwa kata drama berasal dari bahasa yunani auto gerak, draomain yang berarti berlaku, bertindak atau bereaksi namun, dari dua kata itu mengacu pada referensi makna yang sama.Kedua pengertian drama di atas mengutamakan perbuatan, gerak yang merupakan inti hakikat setiap karangan yang bersifat drama. Drama berarti perbuatan,tindakan atau reaksi.
Menurut KBBI drama adalah kisah terutama yang memiliki konflik yang disusun untuk sesuatu pertunjukan teater, kejadian yang menyedihkan. Drama adalah kualitas komunikasi, situasi, action, (segala apa yang terlihat dalam pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan, (exciting) dan tegangan pada , 1993). Menurut Maulton drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak, (lifePresented in action). Jika buku roman menggerakkan fantasi kita, makadalam drama kita melihat kehidupan manusia diekspresikan secara langsungdi muka kita sendiri.
C. Unsur Intrinsik Drama
Untuk menyampaikan makna di balik drama , ada beberapa hal yang harus dilakukan , mulai dari memperjelas karakter hingga menyampaikan gagasan melalui pengembangan logis , dan menggambarkan secara jelas latar diperlukan unsur pendukung untuk menciptakan kisah drama yang benar-benar hidup . Sedangkan naskah drama diterjemahkan ke dalam membangun struktur fisik ( linguistik) dan struktur internal ( semantik , makna) . Naskah merupakan unsur terpenting dan penting bagi sebuah drama.
Wujud fisik naskah drama adalah dialog atau tuturan dengan bahasa yang mudah diingat dan mudah dinikmati oleh pemirsa. Untuk menyampaikan kesan dramatisnya, bahasa yang digunakan terdiri dari dialog -dialog yang indah dan kaya akan suara . Selanjutnya bahasa yang diajarkan harus mampu mengungkapkan secara jelas sifat-sifat manusia dan menggambarkan berbagai peristiwa kehidupan .
Selain membintangi sebuah naskah drama , beberapa unsur pendukung lainnya juga diperlukan , seperti :
1. Tokoh
Tokoh adalah aktor yang tugasnya memerankan sebuah drama. Penokohan dalam sebuah drama adalah selalu berkaitan dengan perkembangan karakter , akting, kondisi fisik ( aspek fisiologis), kondisi sosial karakter ( aspek sosiologis ), dan kepribadian karakter . Padahal , untuk mempertegas peran tokoh tersebut dalam drama, perlu dikembangkan konflik di dalamnya. Pratiwi dan Siswayanti (2014: 36 – 40 ) berpendapat bahwa tokoh selalu berkaitan dengan tema drama , yang dapat dikategorikan sebagai :
a) Tokoh protagonis, tokoh sentral yang selalu ia hadapi dalam penentuan gerak dan pesan . Tokohutama lebih mengutamakan penyampaian tema cerita.
b) Tokoh minor , yaitu tokoh yang ada sebagai penanda bagi tokoh utama , tokoh minor hadir pada setiap tahapan alur cerita dan dapat bertahan hingga klimaks cerita.
2. Petunjuk Teknis
Petunjuk Teknis atau Teks Halaman adalah teks yang disisipkan untuk memberikan deskripsi karakter , waktu, suasana hati, suara, musik, desain set , alat peraga, dll . Deskripsi teknis ini membantu penonton dan sutradara memahami pertunjukan.
3.Dialog
Serangkaian naskah drama yang dilakukan melalui bahasa aktor dalam sebuah cerita. Dialog memegang peranan penting dalam sebuah cerita karena membantu penonton mengenal tokoh dan tema cerita serta membantu menjelaskan setting yang digunakan. Dialog mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut :
( a ) Sebagai wadah penyampaian informasi .
(b) Jelaskan ciri-ciri karakter dan emosi.
(c) Menunjukkan suatu tindakan.
( d) menguraikan tema atau gagasan pengarang .
( e) Mengatur suasana hati dan kecepatan cerita .
4. Plot / Alur Cerita
Merupakan hal yang berupa peristiwa - peristiwa yang disusun menurut hukum sebab akibat dari awal hingga akhir. Biasanya (a) perkenalan, dan (b) perselisihan, (c) Komplikasi, (d) Klimaks, (e)Pengungsi. Tindakan mengatur bagaimana tindakan berhubungan satu sama lain .
5. Tema
Tema merupakan gagasan utama atau gagasan sentral pada sebuah cerita atau karya sastra. Dalam karyanya, pengarang akan mengemukakan berbagai peristiwa yang berkaitan dengan penokohan dan latar. Dalam sebuah drama, tema merupakan intisari dari permasalahan – permasalahan yang dimunculkan. Permasalahan ini biasanya muncul melalui perilaku – perilaku para tokoh ceritanya yang terkait dengan latar dan ruang.
6. Latar
Suatu tempat, waktu dan suasana saat berlngsungnya suatu peristiwa dalam drama, menurut Pratiwi dan Siswayanti (2014 : 85). Latar dapat menjelaskan sebuah cerita secara konkret dan jelas, sehingga memberikan kesan seolah-olah sungguh terjadi. Latar memberikan informasi mengenai situasi ruang dan tempat serta berfungsi sebagai proyeksi keadaan batin para tokoh. Latar terbagi menjadi tiga unsur, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial.
7. Tikaian atau Konflik
Hakikat lakon sebagai “closet drama” (drama baca) yang lebih dapat dikenali lewat struktur dramatik adalah tikaian atau konflik. Seorang pengkaji dan peneliti sastra akan lebih melihat tikaian atau konflik sebagai hakikat drama (Soediro Satoto, 1991:62). Tikaian atau konflik dalam prakteknya tidak harus diikuti oleh cakapan atau lakuan, konflik ini berada dalam diri tokoh, biasa disebut pembatinan. Tikaian atau konflik bisa terjadi antar manusia, manusia dengan alam semesta,.dan bahkan manusia dengan Tuhannya. Terjadi antar individu dan individu dengan kelompok, dan antar kelompok. Manusia adalah sumber dari segala tikaian atau konflik (Soediro Satoto, 1991:62-63).
Konflik adalah suatu situasi di mana dua orang atau lebih atau dua kelompok atau lebih tidak setuju terhadap hal-hal atau situasi-situasi yang berkaitan dengan keadaan, keadaan yang antagonistis. Konflik akan timbul apabila terjadi aktifitas yang tidak memiliki kecocokan (incompatible) (Bimo Walgito, 2007:147).
8. Penokohan
Adalah proses menampilkan tokoh sebagai pembawa peran watak tokoh dalam suatu pementasan lakon, penokohan harus mampu menciptakan citra tokoh. Karenanya tokoh-tokoh harus dihidupkan (Soediro Satoto, 1991: 43). Sedangkan menurut Herman. J. Waluyo penokohan erat hubungannya dengan perwatakan (2001:14).
Beberapa jenis pelaku atau aktor berdasarkan peranannya dalam cerita yang biasa dipergunakan dalam drama di antaranya sebagai berikut :
a. Tokoh Antagonis, tokoh penentang arus cerita.
b. Tokoh Protagonis, tokoh yang mendukung cerita.
c. Tokoh Thragonis, tokoh pembantu baik tokoh antagonis maupun untuk tokoh protagonis.
Ada juga klasifikasi tokoh berdasarkan peranannya dalam lakon serta funginya, maka terdapat tokoh-tokoh seperti berikut :
a. Tokoh sentral, yaitu tokoh-tokoh yang paling menentukan gerak lakon.
b. Tokoh utama, yaitu tokoh pendukung atau penantang tokoh sentral.
c. Tokoh pembantu, yaitu tokoh-tokoh yang memegang peran pelengkap atau tambahan dalam mata rantai cerita (Herman J Waluyo, 2001:16).
9. Amanat
Amanat merupakan pesan yang ingin disampaikan pengrang kepada pembaca melalui ceritanya (Burhan Nurgiyantoro, 2007:322). Nilai-nilai yang ada di dalam cerita rekaan bisa dilihat dari diri sastrawan dan pembacanya. Amanat dapat juga diartikan sebagai gagasan yang mendasari karya sastra, pesan,perintah, keterangan, wejangan, dan kepercayaan yang disampaikan pengarang kepada pembaca (Wahyudi Siswanto, 2008:162).
Amanat yang ada dalam drama harus dicari oleh pembaca atau penonton. Sebuah karya sastra pasti ada amanat yang ingin disampaikan kepada pembaca. Amanat sebuah drama akan lebih mudah dihayati penikmat, jika drama itu dipentaskan (Herman J. Waluyo, 2001:28). Setiap pembaca dapat menafsirkan amanat sebuah karya sastra menurut dirinya sendiri karena tema bersifat obyektif. Teknik penyampaian pesan tesebut dapat secara langsung maupun tidak langsung. Secara tersurat maupun tersirat, atau secara simbolik.
Amanat merupakan pemecahan, jika tema dalam drama merupakan ide sentral yang menjadi pokok persoalannya. Amanat yang terkandung di dalamnya merupakan jawaban, jika tema sebuah drama merupakan pertanyaan, maka (Soediro Satoto, 1991:43-44). Karya sastra dalam bentuk drama ini, dalam penciptaannya tentu mengandung pesan yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca atau penikmat sebuah karya sastra agar pembaca mampu menangkap maksud yang hendak disampaikan oleh pengarang melalui karyanya.
DAFTAR PUSTAKA
Kinasih, Hapsari Retno, and Siti Rochmiyati. "Efektivitas Media Audiovisual Pada Pembelajaran Mengidentifikasi Struktur Dan Unsur-Unsur Drama Siswa Kelas XI MAN 1 Sleman TA
2017/2018." Caraka: Jurnal Ilmu Kebahasaan, Kesastraan, dan Pembelajarannya 5.1 (2018): 70-79. Kustyarini, Kustyarini. "Sastra dan Budaya." Likhitarajna 16.2 (2014): 1-13.
Hafizhah, Haura. UNSUR-UNSUR DRAMA INDIA “THAPKI” YANG MENARIK MINATMENONTON. Diss. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, 2018.
Komentar
Posting Komentar