UNSUR INTRINSIK DAN STRUKTUR PUISI

 UNSUR INTRINSIK DAN STRUKTUR PUISI

A. Pendahuluan

Sastra Indonesia ada banyak jenisnya. Setiap karya sastra mempunyai sejarah perkembangan masing-masing. Perkembangan Sastra Indonesia boleh dikatakan tahun 2023 ini banyak sekali perkembangannya, khususnya puisi. Di Indonesia kita Ada banyak penyair yang menciptakan karya-karya luar biasa terkenal. Misalnya saja Chairil Anwar, WS Rendra, Taufik Ismail, Sapardi Joko Damono, dan banyak lainnya. Karya orang-orang ini sering dikenal dan mereka mempunyai gaya bahasa masing-masing Menulis dan membacakan puisi. Puisi berasal dari kata Yunani “penyair” artinya seseorang yang menciptakan sesuatu melalui imajinasi pribadi. imajinasi pribadi, artinya puisi adalah sebuah karya yang benar-benar diciptakan oleh seseorang Berdasarkan pengalamannya dan belum pernah membuatnya sebelumnya. Ibarat sebuah bangunan maka diperlukan infrastruktur bangunan untuk memperkuat status bangunan sama dengan satu puisi. 

Penciptaan suatu karya memerlukan unsur struktural atau intrinsik puisi dan sastra yang indah. Unsur intrinsik merupakan unsur yang terkandung dalam karya sastra (puisi). Unsur intrinsik puisi merupakan unsur pembentuk yang unik sebuah puisi. Unsur-unsur tersebut membentuk suatu kesatuan yang tidak dapat didamaikan. Perkembangan puisi sebagai karya sastra Indonesia bersifat tersendiri. Elemen unsur batin yang membangunnya sering disebut unsur rohani dan jasmani. Yunus (2015:59) menjelaskan unsur intrinsik puisi antara lain tema, nada, emosi, Pesan dan unsur fisik puisi meliputi diksi, perumpamaan, bahasa kiasan, kata-kata konkrit, Irama dan irama saling berkaitan dan terhubung. 

B. Puisi

Puisi merupakan salah satu jenis karya sastra yang mengikat dengan unsur-unsur seperti rima, baris, bait, irama, dan mantra. Seperti yang pernah diungkapkan oleh Kosasih (2012: 97), puisi merupakan jenis karya sastra yang memanfaatkan kata-kata yang indah dan bermakna. Puisi begitu indah karena penggunaan kata-kata yang tepat, gaya bahasa yang kreatif, pola irama yang menyentuh, dan keselarasan rima yang terdapat dalam setiap barisnya. 

Wahyuni (2014:12-13) juga mengungkapkan pendapat yang serupa, bahwa puisi adalah sebuah bentuk karya sastra yang penuh dengan keindahan dan makna melalui penggunaan kata-kata yang indah. Dibandingkan dengan karya sastra lainnya, puisi dianggap sebagai salah satu bentuk sastra tertua.

Menurut Suyuti (dalam Padi 2013:21), puisi dijelaskan sebagai ungkapan bahasa yang mempertimbangkan aspek-aspek suara di dalamnya, yang mengekspresikan pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual penyair yang berasal dari kehidupan individu dan sosialnya, yang diekspresikan. Dengan menggunakan teknik khusus, puisi dapat memicu pengalaman yang mendalam. Kualitas tertentu juga ada dalam diri pembaca atau pendengar. 

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa puisi adalah karya sastra tertua. Puisi adalah sebuah bentuk karya sastra yang membawakan keindahan melalui kata-kata yang diatur dalam baris, rima, bait, irama, diksi, dan majas. Puisi memiliki kemampuan untuk mengekspresikan pengalaman yang imajinatif, emosional, dan mendalam. 

1. Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik puisi merupakan bagian dari puisi yang tidak dapat terpisahkan dalam pembentukan sebuah puisi. Hasanudin (2015: 92) menjelaskan unsur intrinsik merupakan unsur pembangunan yang terkandung di dalam suatu karya sastra itu sendiri. Unsur intrinsik merupakan struktur yang menjadi pondasi awal terbentuknya sebuah karya sastra. Pada umumnya unsur intrinsik terdiri dari tema, tokoh, dan penokohan, latar, bahasa, dan amanat. 

a. Unsur Batin Puisi

Unsur batin puisi merupakan unsur yang berkaitan dengan batin dalam pembacaan puisi. Secara umum ada 4 unsur batin puisi yakni tema, rasa, nada, dan amanat. 

1).Tema

Tema merupakan gagasan pokok yang diungkapkan penyair dalam puisinya. Tema berfungsi sebagai landasan utama penyair dalam puisinya. Tema itulah yang menjadi kerangka pengembangan sebuah puisi (Kosasih, 2012 : 105).mengatakan bahwa tema merupakan sesuatu yang mendasari sebuah tulisan yang kemudian disebut dengan ide pokok. Tema dalam puisi menjadikan sesuatu dasar bagi penyair untuk menyampaikan maksud dari puisi yang diciptakannya. Dengan kata lain, tema merupakan gagasan pokok dalam proses penciptaan karya sastra khususnya puisi. 

2). Rasa

Rasa atau feeling pada puisi merupakan sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial, pengalaman, dan psikologi penyair. Citraningrum (2016) mengatakan, “Perasaan adalah sikap penyair terhadap pokok pikiran yang ditampilkannya. Perasaan ini sangat berkaitan dengan tema yang ditampilkan.” Artinya, perasaan merupakan sesuatu khas yang terdapat dalam puisi yang disampaikan oleh penyair lewat penggambaran tema. Baik yang menyangkut perjuangan, ketuhanan, dan semangat patriotisme. 

3) Nada

Nada atau suasana pada puisi adalah sikap penyair terhadap pembacanya. Nada berhubungan dengan tema dan rasa yang ditujukan penyair pada pembaca, bisa dengan nada menggurui, mendikte, nada sombong, nada tinggi atau seolah ingin bekerja sama dengan pembaca. Nada merupakan sikap penyair yang diberikan oleh penyair kepada pembaca. Nada puisi merupakan sikap penyair terhadap pembaca seperti bersikap menggurui, menasehati, mengejek, menyindir, atau bersikap lugas hanya menceritakan sesuatu kepada pembaca. Sedangkan suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi yang berpengaruh terhadap jiwa pembaca (Kosasih, 2012 : 109). Artinya, nada merupakan sikap penyair terhadap pembaca atau sikap pembaca terhadap karya yang dibacanya. Dalam hal ini, nada yang diciptakan oleh pembaca bergantung pada penangkapan maksud dari puisi yang diciptakan oleh penyair. 

4) Amanat

Pada puisi, amanat atau tujuan merupakan pesan yang terkandung dalam sebuah puisi. Amanat dapat ditemukan dengan memaknai puisi tersebut secara langsung atau tidak langsung. Amanat merupakan pesan yang tersirat di balik kata-kata yang disusun maupun berada di balik tema yang diungkapkan, penyampaian amanat tersebut disampaikan oleh penyair secara sadar maupun tidak sadar dalam karyanya (Kosasih, 2012 : 109). Sejalan dengan hal tersebut, Tarigan (2015: 5) menjelaskan amanat sebagai berikut. 

'Amanat yang hendak disampaikan oleh penyair dapat ditelaah setelah kita memahami tema, rasa, dan nada puisi itu. Tujuan atau amanat merupakan hal yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya. Amanat tersirat dibalik kata-kata yang disusun, dan juga berada di balik tema yang diungkapkan. Amanat yang hendak disampaikan oleh penyair mungkin secara sadar berada dalam pikiran penyair, namun lebih banyak penyair tidak sadar akan amanat puisi yang ditulisnya.' 

b. Unsur Fisik Puisi

Yang dimaksud unsur fisik puisi merupakan sarana-sarana yang digunakan oleh penyair untuk mengungkapkan hakikat puisi. Secara umum terdapat 6 unsur fisik puisi, yaitu diksi, imaji, kata konkret, gaya bahasa, rima, dan topografi. 

1). Diksi

Diksi adalah pemilihan kata-kata yang digunakan oleh penyair dalam puisinya. Puisi adalah bentuk karya sastra yang padat dengan sedikit kata-kata sehingga diksi atau pemilihan kata menjadi sangat penting dan krusial bagi nilai estetika puisi. Triningsih (2018: 15) menyatakan, bahwa diksi atau pilihan kata merupakan ketepatan seseorang dalam memilih dan menggunakan kata sesuai dengan situasi dan kondisi. Artinya, seorang penulis harus mampu memilih kata agar informasi yang disampaikan tidak ambigu atau tepat. 

2). Imaji

Citraan merupakan gambaran-gambaran angan dalam sajak. Dalam Sebuah puisi digunakan untuk memberi gambaran yang jelas, untuk menimbulkan suasana yang khusus, untuk membuat lebih hidup gambaran dalam pikiran dan juga untuk menarik perhatian, penyair juga menggunakan gambaran-gambaran angan (pikiran) di samping alat kepuitisan yang lain (Pradopo, 2014 : 81)

3).Kata Konkret

Kata konkret merupakan kata yang memungkinkan terjadinya imaji. Menurut Kosasih (2012 : 103) untuk membangkitkan imajinasi pembaca, kata-kata harus diperkonkret atau diperjelas. Jika penyair mahir memperkonkret kata-kata, maka pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasa apa yang dilukiskan penyair. Penggunaan kata konkret ini untuk menjadikan pembaca bisa mengimajikan puisi yang dibaca. Penulis puisi biasanya menggunakan kata kiasan. Kata konkret ini berperan sangat penting, karena membuat puisi terasa semakin indah dan dapat dibayangkan langsung oleh pembaca. 

4).Gaya Bahasa

Gaya bahasa atau majas adalah penggunaan bahasa yang bersifat seolah-olah menghidupkan dan menimbulkan makna konotasi dengan menggunakan bahasa figuratif. Beberapa macam-macam majas yang sering digunakan Pada puisi misalnya seperti retorika, metafora, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, repetisi, anafora, antitesis, klimaks, antiklimaks, satire, paradoks dan lain-lain. Menurut Pradopo (2014: 62-63) untuk mendapatkan aspek kepuitisan ialah bahasa kiasan. Adanya bahasa kiasan ini menyebabkan sajak menjadi menarik perhatian, menimbulkan kesegaran, hidup, dan terutama menimbulkan kejelasan gambaran angan. 

5). Rima

Rima atau irama merupakan persamaan bunyi pada puisi, baik diawal, tengah atau pada akhir baris puisi. Sementara ritma adalah tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Rima adalah irama yang disebabkan pertentangan atau pergantian bunyi tinggi rendah secara teratur, tetapi tidak merupakan jumlah suku kata yang tetap, melainkan hanya menjadi gema dendang sukma penyairnya (Pradopo, 2014: 41). Selain itu, Rima adalah bunyi yang berselang atau berulang, baik di dalam larik puisi maupun pada akhir larik-larik puisi (Aminuddin, 2013: 137)

6). Tipografi

Tipografi atau perwajahan adalah bentuk puisi yang dipenuhi dengan kata, tepi kiri kanan dan tidak memiliki pengaturan baris. Biasanya pada baris puisi tidak selalu diawali huruf besar (kapital) serta tidak diakhiri dengan tanda titik. Menurut Aminuddin (2013 : 146) cara penulisan suatu puisi sehingga menampilkan bentuk-bentuk tertentu yang dapat diamati secara visual disebut tipografi.


DAFTAR PUSTAKA

Ningrum, Widiyanti. 2020 "Analisis Unsur Intrinsik Puisi Aku Karya Chairil

Anwar." Parole: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Vol.3, No.3. Pitaloka, Agnes, and Amelia Sundari. 2020. Seni Mengenal Puisi. Guepedia. 

Sayuti, Sumanto A. "Hakikat, Ciri, dan Fungsi Puisi." (2019). Septiani, Eka. 2021. "Analisis Unsur Intrinsik Dalam Kumpulan Puisi Goresan Pena Anak Matematika". Jurnal Pujangga Volume 7, Nomor 1. Wijayanti, Atrianing Yessi. 2022. Terampil Membaca dan Menulis Puisi. Guepedia.

Komentar

Postingan Populer